Dicko Ijaz Ahmad

Laki-laki, 14 tahun

Lombok, Indonesia

Percuma sekolah tinggi-tinggi kalau lewat tidak permisi.
CREATED BY SCYBERID 2017
scyberid@gmail.com
chusnaaleem@gmail.com
| ::

Navbar3

Search This Blog

Sabtu, 27 Oktober 2012

Eti Menangis Tak Bisa Salat Id


TRIBUNNEWS.COM,BANDUNG--Malam takbir Idul Adha tahun 2012 diwarnai aksi perusakan Masjid An- Nashir oleh oknum anggota Front Pembela Islam (FPI) Bandung Raya, Kamis (25/10). Akibatnya, beberapa kaca jendela pecah dan barang-barang di dalam masjid diobrak-abrik.
Kedatangan anggota FPI ini dengan menggunakan sepeda motor untuk melarang jemaah Ahmadyah mengadakan kegiatan di masjid.
Larangan berkegiatan ini tidak diketahui sebagian jemaah Ahmadiyah, sehingga mereka pun berdatangan untuk melakukan salat Id. Sejak pukul 05.30, puluhan warga jemaah Ahmadiyah sudah berdatangan ke Masjid An Nashir di Jalan H Safari 47 Bandung, Jumat  (26/10).
Namun para jemaah yang berniat melaksanakan salat Ied harus kecewa karena di masjid itu tak digelar salat Id. Sebagian jemaah pun menangis karena jauh-jauh datang ke Jalan H Safari yang ditemukan hanya puluhan polisi yang berjaga.
Ny Eti (60 ) bersama suaminya, Lukman, hanya bisa menatap tempat ibadah yang dijaga aparat kepolisian. "Saya ke masjid untuk ibadah kenapa dilarang? Bukan untuk nyembah patung tapi mau salat Id sama dengan Islam lainnya, tapi kenapa selalu dizalimi" ujar Eti sambil mengusap air mata dengan tangan kanannya.
Eti akhirnya menangis sesengukan ketika rekan-rekannya yang lain berdatangan untuk salat Id bersama tapi gagal. "Saya berangkat dari Kebon Kopi usai salat subuh naik angkot dua kali, datang ke masjid malah tak boleh ibadah," ujarnya.
Tak hanya tak bisa dipakai pelaksanaan salat id, pemotongan hewan kurban pun terpaksa dipindahkan. Begitu pula salat Jumat pun batal digelar di Masjid An-Nashir, karena dikhawatirkan ada serangan susulan. 
Polisi sudah memeriksa sejumlah saksi perihal kejadian di malam takbiran tersebut. Beberapa barang bukti, termasuk pecahan kaca diamankan untuk dijadikan barang bukti. Selain kaca, polisi membawa beberapa benda seperti hiasan dinding berupa tulisan Arab. 
Peristiwa bermula, saat anggota FPI usai melakukan sweeping minuman keras di sejumlah tempat. Mereka melihat ada aktivitas jemaah Ahmadiyah di Masjid An-Nashir sekitar pukul 20.00. 
Salah seorang anggota organisasi massa Islam itu meminta jemaah Ahmadiyah mematuhi Pergub Jabar Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pelarangan Aktivitas Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) di Jawa Barat pada Maret 2011.
"Spontan. Saya yang memecahkan kaca masjid, laskar pada diam. Terpancing amarah dengan sikap Ahmadiyah waktu itu. Saat masuk (masjid), ada simbol Ahmadiyah yang masih dipajang. Itu 'kan dilarang," ujar Muhammad Asep Abdurahman yang biasa disapa Utep, mengaku sebagai Wali Laskar FPI Bandung Raya, saat ditemui di Mapolrestabes Bandung, Jumat (26/10).
Menurut Utep, jemaah Ahmadiyah tak menggubris untuk tidak melakukan aktivitas seperti yang pihaknya kehendaki. Hal itulah yang membuat dia dan teman-temannya kesal serta marah. Sejurus kemudian mendatangi masjid dan terjadilah insiden memecahkan kaca mesjid itu.
Polisi sudah mengetahui kedatangan rombongan FPI ke Masjid An Nashir tersebut. Bahkan sekitar 25 anggota polisi sudah bersiaga di sekitar lokasi mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan. 
Awalnya, mereka datang berlangsung tertib. Beberapa jam usai negosiasi kedua belah pihak di Mapolsek Astanaanyar atau sekitar pukul 23.00, beberapa orang anggota ormas melakukan perusakan di masjid.
Wakapolrestabes Bandung AKBP Dadang Hartanto didampingi Kasat Reskrim AKBP Wijonarko dan Kasat Intel AKBP Tedy langsung mendatangi lokasi kejadian, Jumat (26/10) dini hari.  
"Perusakan itu terjadi spontan. Anggota kami yang bersiaga di masjid langsung sigap, mengantisipasi agar tak meluas. Benda yang dirusak, satu kaca di lantai satu masjid tersebut. Tidak ada korban jiwa," ujar Wakapolrestabes. 
Kepolisian masih meminta keterangan dan mengumpulkan sejumlah bukti. Meski sejumlah orang dari pihak Ahmadiyah maupun organisasi massa Islam yang melakukan perusakan sudah dimintai keterangan, tidak satu pun diamakan.

Sumber : www.tribunnews.com

0 komentar: